Allo?
Sebenernya udah
lama banget pengin nulis cerita ini tapi emang belum tergerak aja sampai
akhirnya ayeuna aing ngetik! Gue mau
cerita tentang pengalaman gue gak sengaja jatuhin ponsel/hape/smartphone/zenfone or whatever u name it.
Cerita ini berlatar di indekost gue akhir bulan Oktober 2019, jadi waktu sore
itu langit mulai mendung terus gue inisiatif untuk ngangkat jemuran dong di rooftop (kali je hujan). Setelah gue angkut semuanya gue mulai jalan nurunin
tangga, sebagai gambaran ya ini tangga lebarnya paling cuma 1 meter doang jadi
lumayan sempit, sampe-sampe gue kesusahan kalau tiap mau njemur kasur gue di rooftop (susah naikinnya, apalagi nggotong turunin tangga, eh malah cerita yang
lain haha). Nah terus waktu lagi jalan beberapa langkah aman-aman aja, gue
coba masukin hape yang dari tadi gue pegang (soalnya waktu itu gue sambil
dengerin musik juga) ke dalem kantong celana karena mulai kerepotan bawa
jemuran. TAPI EH! Pas gue coba masukin, ternyata gak masuk (eh anjir gimana ya ceritainnya? Haha)
jadi pas gue coba masukin ke kantong celana sebelah kiri ternyata itu losss aja
jatuh kebawah (yakali kee~). Panik
dong! Tapi kok Spotify masih beroperasi. Jadi beneran musiknya tuh masih ke-play gitu. Alhasil gue lempar dulu noh
jemuran ke atas kasur, sedangkan hapenya gue coba lihat sekiranya ada yang
pecah atau retak engga. DAN ADA DONG! Huhuuu.
Oh ya FYI
smarphone gue itu Asus Zenfone Zoom S yang mana screen-nya itu udah pake Corning
Gorilla Glass 5, which is
harusnya aman-aman aja kalo jatuh & sebelumnya gue udah pernah jatuhin (tanpa sengaja pastinya) dan gak ada
retak apalagi pecah di layarnya, NAMUN KALA ITU it’s tottaly different. Setelah gue lihat dibawah lampu belajar ternyata
ada retak di bagian kiri layar, kemungkinan karena waktu jatuh itu bagian yang
pertama kali menghantam tangganya (soalnya
setelah jatuh itu hp posisinya tengkurep di anak tangga & karena jatuhnya
itu cuma dari ketinggian satu meter dari anak tangga yang gue pijak, jadi engga
langsung ke lantai paling bawah). Habis kejadian itu gue bingung dong, mana
gak ada orang lain di kost, terus juga gak ada WiFi, yaudah lanjut ngelipetin pakaian yang tadi gue angkat (walau kenyataannya gue dag-dig-dug gelisah).
Jadwal untuk
hari besoknya itu cuma ada kuliah tamu, yang mana bisa agak santuy walaupun
jujur ya gemes aja eh! Ada aja cobaan begini! Selama kuliah tamu bisa dibilang
gue agak gelisah soal gimana caranya benerin ini smartphone, karenanya gue pinjem smarphone temen dong buat riset & cari tahu di Google dimana
tempat service smartphone di Malang.
Setelah nemu beberapa akhirnya gue coba contact
satu tempat service smartphone &
Alhamdulillah lumayan deket dari kampus. Jadi sewaktu gue hubungi nomor tempat service itu gue bilang aja sekiranya
bisa ngga benerin smarphone yang mati
tapi hidup haha (maksudnya ya gue jelasin
dimana kondisi smartphone gue itu layarnya hitam/mati, namun masih bisa terima
call & messege, play Spotify dan lain-lain asalkan dikontrol pake Google
Command “Ok Google blablabla” itu loo). Tapi justru disarankan untuk
langsung datang ke tempat service
mereka biar lebih clear jelasin &
bisa dikasih tahu langsung perkiraan biaya perbaikannya. Disatu sisi gue lega,
seneng sedikit karena at least ini smartphone masih bisa dibenerin alias
gak perlu beli baru, walaupun disisi lain temen-temen gue bilangnya mending
beli baru aja karena kemungkinan biaya service
smarphone apalagi kendalanya di layar itu hampir mendekati harga smartphone baru (hadeewwwh! Tambah gemay aing! LOL).
Sembari nunggu
kuliah tamu selesai gue justru pake wakunya buat riset gimana caranya benerin smartphone gue sendiri, gue cari artikel
& video terkait secara online pake
smartphone temen gue tentunya,
sembari ngetes beberapa kali gue call
& sent messege ke smartphone
gue dan hasilnya notification light
gue masih nyala. SIP, GUE YAKIN INI MASALAHNYA CUMA DI LAYAR! Ditambah sewaktu
gue berselancar di Google, gue nemu tuh baik artikel maupun video tentang cara
mengatasi hape mati tapi hidup. Namun sebagai antisipasi tidak mau terbohongi saat nanti berkunjung ke
tempat service gue juga coba searching
di e-commerce sekiranya berapa harga
layar & touchscreen Asus Zenfone
Zoom S dan hasilnya ada dengan harga mulai dari Rp. 495K-800K (saat gue lihat ini gue bilang SUBHAN ALLAH
:D lumayan juga ya huhuuu).
Oke, kuliah
tamunya dah selesai, gue langsung pulang untuk ganti pakaian dan taruh barang. Udah
itu gue langsung pinjem motor temen indekost gue untuk otw ke tempat service
smartphone yang udah gue hubungi sebelumnya. Sesampainya gue di lokasi gue
langsung bilang kalau gue customer
yang udah hubungi via Whatsapp pagi
tadi. Setelah panjang x lebar x tinggi jelasin smartphone gue yang mati tapi hidup, mas-nya bilang kalau ini bisa
diperbaiki dengan catatan sebagai diagnosis
awal smartphone gue itu emang
kendalanya hanya di layar & touchscreen-nya
yang retak, yang mana artinya mas-nya ini gak bisa jamin kalau nanti setelah
direparasi layar & touchscreen-nya,
smartphone gue gak punya kerusakan
yang lain (WAH, dititik itu gue makin
gambling untuk mau perbaiki smarphone gue karena gak ada jaminan yang pasti).
Terus gue inisiatif untuk tanya perkiraan biaya reparasi layar & touchscreenya berapa? Dan mas-nya bilang
ada dua pilihan biaya, pilihan pertama itu Rp. 1.200K + Garansi 1 bulan dan
pilihan kedua itu Rp. 1.000K + Garansi 2 Minggu yang mana bisa mereka kerjain
hari itu juga jadinya gue tinggal tunggu besok dan dijamin selesai (DITITIK INI GUE BILANG DALEM HATI KAYA MASYA
ALLAH, SUBHAN ALLAH KOK MEHONG BET & KOK SERASA PERKATAAN TEMEN-TEMEN GUE
SEBELUMNYA TERVALIDASI DENGAN HALUS). Lanjut, gue Tanya soal harga kalau
nggak pake garansi dan dijawab paling ya Rp. 900K. Gue agak mikir sejenak saat
itu karena sebelumnya itu kan gue udah coba riset harga layar & touchscreen Asus Zenfone Zoom S di e-commerce dan faktanya sekarang itu
jadi terlihat LEBIH MURAH Hahaha. Oke, setelah memikirkan hal ini-itu, gue
dengan berani tanya
“Bisa lebih murah nggak mas?” dan malah dijawab.
“Udah
Nett mas, tapi sebagai jaminannya kalau jadi nanti kami pastiin kalau itu
rusaknya memang hanya di layar & touchscreennya aja. Seandainya nanti ada
kerusakan lain kami coba perbaiki tanpa biaya tambahan” kata mas-nya
mencoba meyakinkan gue.
Di saat itu gue
mikir sejenak dan malah bergumam kaya Loh,
kok berani gitu ya? Masa sih kalau ada kerusakan lain mereka mau tanggung (gak
ada biaya tambahan untuk kerusakan lainnya seandainya gue deal dengan mereka)”
yang mana dengan pernyataan tersebut semakin meyakinkan gue kalau sebenernya problem smartphone gue itu cuma ada di
layar & touchscreen-nya. Setelah
gue menimbang ini-itu, memperkirakan harga yang gue harus keluarkan, sekiranya
worth it apa engga ini smartphone gue
dibenerin akhirnya mengacu pada pertanyaan,
“Mas,
sekiranya kalau saya bawa sparepart (which mean is) Layar & Touchscreen
smartphone saya sendiri bisa? Perkiraan biaya pemasangannya berapa ya? Terus
berapa lama waktu pengerjaannya?”
Setelah
mengajukan pertanyaan ini kemudian mas-nya kaya diskusi sebentar gitu di belakang
sama temen kerjanya dan kemudian setelah beberapa saat mas-nya bilang,
“Bisa mas, biaya pemasangannya Rp. 50K namun
tidak ada garansinya, kemudian untuk pengerjaannya itu cuma satu hari bahkan
kalau mas mau, mas bisa bawa sparepart-nya kesini dan tunggu pemasangannya.”
Nice, dengan perasaan cukup lega &
masih penasaran terus gue okein aja deh. Setelah itu gue pulang ke indekost
untuk istirahat selagi cari referensi lain dimana gue berencana untuk cari
tempat service smartphone lain
sebagai pembanding harganya (just siapa
tahu ada yang lebih murah).
Tibalah di hari
berikutnya dimana gue berencana untuk ke tempat service smartphone lain yang sumbernya gue dapet dari internet, ada
beberapa yang gue temuin tapi yang gue datengin kali ini yang rating-nya paling tinggi karena review-nya lumayan bagus namun lokasinya
lumayan jauh dari kampus. Sesampainya di tempat gue mulai aduan gue tentang smartphone gue yang mati tapi hidup
lengkap dengan pertanyaan-pertanyaan yang kemarinnya gue tanyakan di tempat service smartphone yang pertama. Ahasil
yang gue temukan justru disini biayanya LEBIH MAHAL (Rp. 1.300K + TIDAK ada
garansi terus seandainya gue bawa sparepart-nya
sendiri biaya pemasangannya Rp. 100K). Simpelnya gue ambil brosur tempat service tersebut & gue cabut pulang
ke indekost untuk kemudian melanjutkan riset gue tentang menimang-nimang “What
is the best plan to fix my daily driver?!” disisi lain gue menemukan
keanehan-makluman dari kedua tempat service
smartphone yang gue kunjungi dimana setiap gue tanya tempat dimana gue bisa
beli sparepart-nya tanpa melalui
mereka selalu jawab “GAK TAHU” TAPI kalau gue tanya dimana
mereka dapetin sparepart-nya kalau
gue jadi service smartphone di mereka
mereka dengan gampang jawab “KITA
DAPETNYA DARI GUDANG KITA DI MALANG” Baikkk, gue menganekan sekaligus
memaklumi mereka sebagai service seller
yang tentunya mau untung, but dude I’m
not dumb yea.
Dengan demikian
gue MENYIMPULKAN dan YAKIN untuk beli sparepart-nya sendiri kemudian pasangin
di tempat service smartphone yang
pertama kali gue datengin. Alhamdulillah-nya dari serangkaian ini gue punya
tabungan darurat of course for my urgent
things. Hari selanjutnya gue coba cari & bandingkan antar e-commerce terkait dengan seller yang memliki rating bagus & barang yang punya review paling baik. Ketemulah satu di e-commerce hijau dengan harga layar & touchscreen Asus Zenfone Zoom S Rp. 495K + Ongkir jadi total Rp.
520K. Yap, Bismillah saat itu juga gue pesan barangnya. Perkiraan sampai
barangnya itu 3-4 hari dan di hari ke-6 gue berkomunikasi tanpa smartphone
barangnya datang dengan packaging
yang aman lengkap dengan bubble wrap.
Gue excited waktu itu sembari
dag-dig-dug karena masih berharap banget ini smartphone kendalanya cuma di layar.
Oke, sepulang
kuliah yang kebetulan hari itu hanya setengah hari, siangnya perkiraan pukul 1
gue berangkat ke tempat service
smartphone yang pertama kali gue datangi. Sesampainya gue datang, gue
langsung ceritain ulang kendala smartphone
gue karena orang yang ada di tempat service
beda dengan mas-mas yang waktu itu gue temuin. Setelah deal, gue keluarin smartphone
& sparepart-nya, gue kasih ke mas-nya yang saat itu bekerja terus gue
izin untuk lihat proses pengerjaannya dan Alhamdulillah diizinkan. Selama
pengerjaan gue jujur gemay & deg-degan karena sepenglihatan gue
pengerjaannya kurang hati-hati, bahkan beberapa kali gue ingetin untuk lebih
pelan karena jelas dong gue gak mau ada kerusakan lain yang justru nambah saat
pemasangan. Dan yeah, untungnya gue amatin dari awal sampe sekitar 1,5 jam pemasangan
smartphone-nya gue coba dan semuanya
nampak lancar at least sampai gue
nyadar kalau lensa kamera depan gue ketutup lem dari dalem layar yang
menyebabkan gue harus complain &
nunggu lagi smartphone gue dibongkar
& pasang lagi. Setelah selesai gue coba cek lagi semua fungsinya, pastiin
bener-bener kalau gak ada masalah selain sebelumnya ada di layar dan touchscreen-nya tadi. Oh ya btw gue cek segala fungsi setiap fiturnya
pake kode yang mana kalau di Smartphone
Asus itu via Kalkulator terus tinggal
ketik “.12345+=” (Titik,
Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Tambah, Sama Dengan) yang mana akan
memunculkan menu SMMI TEST baru,
terus kalian bisa pilih test semua fungsi
fitur di Smartphone Asus kalian.
Singkat cerita setelah gue test semua
fiturnya dan semuanya berjalan dengan baik, JUJUR GUE LEGA SEKALIGUS SENENG!
Tercatat sampai
dengan gue nulis cerita ini Alhamdulillah smartphone
gue lancar jaya sentosa (bekerja dengan baik). Mulai saat itu gue berasa nyesel
untuk ngelepas silicon case bawaan
Asus Zenfone Zoom S gue karena emang udah butek banget warnanya. Tapi seminggu
setelah smartphone gue diperbaiki gue
langsung beli case baru untuk
pengamannya. Wah, gue ceritanya beneran panjang x lebar x tinggi nih tapi
gapapa lah, karena sebenernya gue nulis ini selain ditujukan untuk gue pribadi
sebagai pengingat dan gue dedikasikan kepada kalian/teman kalian yang mungkin
mengalami masalah yang sama walaupun tentunya gue tidak mengharapkan hal itu
terjadi pada temen-temen/pembaca Someday.
Dari pengalaman ini gue belajar banyak hal, mulai dari riset diawal/sebelum gue
ke tempat service, pergi ke lebih
dari satu tempat service smartphone
(membandingkan dua tempat) itu penting banget karena dari situ gue bisa lebih
bijak mengambil keputusan dibuktikan dengan gue merasa pilihan untuk beli sparepart sendiri baru kemudian ke
tempat service smartphone hanya untuk
masangin aja itu sangat-sangat WORTH IT & GREAT CHOICES!
Masih kurang
yakin? Saran gue YAKIN AJA & JADI SMART
CUSTOMER. Karena nih ya sebernernya itu ada cerita lain, dimana sewaktu gue
lagi nungguin smartphone gue dirakit
itu ada customer lain yang punya
masalah terkait dengan baterai laptopnya yang bocor (gak bisa dipake kalau
laptopnya nggak sambal di charge) itu
datang kemudian langsung Tanya harga & langsung deal-deal aja, padahal dari situ gue denger tempat service ini tawarin biayanya Rp. 500.000
which is menurut gue itu gak worth it, karena sebelumnya gue
mengalami masalah yang sama dimana baterai laptop gue bocor sejak 2016 tapi gue
gak langsung ke tempat service,
justru gue malah riset dan beli sendiri baterainya dengan harga dibawah Rp.
200K via e-commerce dan gue baru
melakukan itu seminggu belum gue denger sendiri kejadian ini. WAW bisa hemat
lebih dari Rp 300K dong! Tapi lagi yaaa, gue juga kurang tahu apa urgensi daru customer laptop baterai bocor, siapa
tahu emang butuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sehingga waktu itu
langsung deal aja gue tahu kok tempat
service kaya gini pasti cari untung
dan gak mungkin gue bilang ke customer
laptop baterai bocor itu untuk cancle
pembeliannya dari tempat service
tersebut dan nyuruh beli baterai laptop sendiri via e-commerce seperti apa yang gue lakukan hehehee.
Terakhir ya, gue
mau bilang Terima Kasih ke temen gue yang mau minjemin smartphone-nya buat riset terkait smartphone yang mati tapi hidup LOL
(masih aja gue nyebutnya gitu hahaha)
& temen yang minjemin smartphone-nya
untuk membantu gue hubungi orang tua. Oh ya maaf banget gue gak bisa langsung sebut
nama tempat service smartphone
pertama & kedua karena gue gak mau menimbulkan asumsi negatif terkait
pelayanan di tempat service tersebut
(TAPI kalau kalian emang butuh tahu alamat-nya, kalian bisa contact gue via Instagram atau bahkan secara langsung biar lebih enak. Insyaa
Allah gue bantuin).
Dengan Senang Hati Kembali Kasih,
Always
be #positive and Salute!
Wassalamu’alaikum Warrahmatullah
Wabarokatuh.