Assalamu’alaikum
Warrahmatullah Wabarokatuh
Allo?
Dan again gue jadi pengin flashback ke salah satu
masa yang tak terlupakan, sorry kalau tulisannya agak formal karena emang ini
diambil dari laporan yang pernah dibuat sebelumnya. Ok #herewidgo and this is
#dormistory!
Saya berkesempatan
mengenal lebih dekat Jepang melalui Sakura Exchange Program in Science, sebuah
program Pemerintah Jepang (Japan Science and Technology Agency). Program
ini bertujuan memberikan bekal kepada calon pemimpin-pemimpin di Asia dalam
bidang sains dan teknologi melalui fasilitas kunjungan ke Jepang secara
langsung.
Saya bersekolah di SMK
Kehutanan Negeri Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat. Sekolahku menjadi tempat
penyelenggara bersama empat Sekolah Kehutanan Negeri lainnya di Indonesia.
Seleksi di sekolahku dilaksanakan pada hari pertama masuk sekolah semester II,
tepatnya 4 Januari 2016.
Setiap peserta diminta
menulis makalah dengan tema “Peran dan Harapan Siswa dan Guru jika Mengikuti
Sakura Exchange Program In Science”.
Setiap SMK Kehutanan Negeri penyelenggara seleksi diberi kuota 3 siswa dan satu
guru. Makalah dikirim ke Pusdiklat Bogor dan Japan Science and Technology (JST) Agency
di Jepang.
Satu minggu dari seleksi,
kami mendapat hasil pengumuman. Ada delapan siswa yang terpilih. Pertama, Kevin
Widiar Golpantara (SMK Kehutanan Negeri Kadipaten). Kedua, Elisabeth
Sianturi (SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru). Ketiga, Muhammad Alkhilal
Ramadhoni (SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru). Keempat, Mahyu Rifdatul
Jannah (SMK Kehutanan Negeri Samarinda). Kelima, Noga Gabriella (SMK Kehutanan
Negeri Samarinda). Keenam, Adit Rinaldi Mponoi (SMK Kehutanan Negeri
Makasar). Ketujuh, Agung Zulhaq Putra (SMK Kehutanan Negeri Makasar). Kedelapan,
Arinsty Vidiastica Nurfadila (SMK Kehutanan Negeri Manokwari). Dua guru terpilih menjadi
pendamping siswa dalam Sakura Exchange Program in Science ini,
mereka adalah Tri Mayasari (SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru) dan Ramlan (SMK
Kehutanan Negeri Samarinda).
Begitu pengumuman
disampaikan melalui e-mail, saya segera mengurus paspor dan visa. Titik jumpa
pertama kami berlangsung di Pusdiklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bogor,
Jawa Barat pada 11 Februari 2016. Kami berkumpul untuk membahas presentasi dan
poster yang akan dipersembahkan dalam Symposium
SGH (Super Global High School) di University
Tsukuba Sakado Senior High School, Sakado, Saitama.
Ada tiga (3) presentasi
yang dirancang, yaitu Forestry Vocational School Of Indonesia, Sakura Science
2016 dan Kegiatan SGH Symposium tahun lalu. Kami mempersiapkan sebuah poster
jumbo dan keperluan lain. Singkatnya, selama tiga hari singgah di Pusdiklat
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kami berhasil menyelesaikan dua (2) presentasi
dan poster. Yang belum terselesaikan adalah presentasi Sakura Science 2016 karena kegiatannya memang belum dilaksanakan.
Hari keberangkatan tiba.
Kami menuju Bandara Soekarno-Hatta pada 13 Februari 2016 pukul 16.00 WIB.
Pesawat JAL 726 akan take off pukul 21.25 WIB. Doa yang kupanjatkan pada
saat itu adalah semoga perjalanan ke Jepang selamat dan kami mendapatkan ilmu
yang bermanfaat. Amiin. Perjalanan malam kami
nikmati dengan beristirahat agar setibanya di Jepang badan lebih fit.
Alhamdulilah, sebelum kami landing di Narita Airport, mentari lebih
bersinar dari ufuk timur. Kami menikmati pemandangan indah itu dari jendela
pesawat sembari makan pagi.
Burung besi raksasa JAL
726 sukses mendarat dengan selamat di Narita Airport pada pukul 06.35 Waktu
Jepang atau pukul 04.35 WIB. Di Bandara itu, kami disambut hangat oleh Mr.
Yoshikazu Tatemoto, salah satu guru SMA Sakado (University Tsukuba Sakado Senior High School).
Tak lama setelah itu, kami mulai keluar menghirup udara Jepang. Langit Jepang
saat itu terharu. Rintikan air gerimis dan hembusan angin dingin menyambut
kami.Hujan tidak membuat api semangat kami berhenti berkobar. Inilah Jepang,
negara maju kedua setelah US. Jepang bersih tanpa sampah dan semua aktivitas
tertata. Kita perlu mencontoh hal baik dari Jepang.
Bus jemputan kami datang.
Bus ini berkapasitas 27 orang itu terisi 12 orang termasuk supir. Tujuan
pertama kami adalah University Tsukuba
di Tsukuba. Ada sejumlah agenda pada hari pertama, Minggu, 14 Februari 2016.
Dalam perjalanan menuju Tokyo, kami mampir ke situs sejarah yaitu Tokyo Imperial Palace.
Di sana, kami menyempatkan berjalan-jalan sejenak dan berkenalan dengan
aktivitas di Jepang.
Selanjutnya, kami
melanjutkan perjalanan menuju Asakusa. Di sana, kami berkeliling di sekitar
kawasan Sensoji Temple.
Saya melihat dari jarak dekat Tokyo Skytree, bangunan tertinggi kedua di dunia saat ini. Sekitar satu jam berkeliling, perut terasa
keroncongan dan kami makan siang di restoran.
Selesai makan siang, kami
lanjutkan perjalanan menuju destinasi utama. Butuh waktu dua jam untuk sampai
di Universitas Tsukuba. Sesampainya di sana, kami langsung beristirahat di
motel milik kampus tersebut. Aktivitas malam pertama di Jepang adalah
menyempurnakan presentasi dan poster. Selesai itu, kami beristirahat dan
mempersiapkan keperluan untuk esok pagi.
Seusai makan pagi di
Tsukuba, aktivitas Senin, 15 Februari 2016 dimulai dengan mengunjungi Forestry and Forest Products Research
Institute (FFPRI). Kami mengikuti kuliah singkat mengenai REDD Project
and Research by Japanese Goverment. Dr. Matsumoto selaku Chief Staff of REDD Project menjelaskan
kegiatan penelitian REDD+. Selain itu, kami juga mendapatkan pemaparan tentang Project
and Research of Conserving Wild Life in Japan yang disampaikan oleh Dr.
Fujima selaku Chief Staff of Forest
Vegetation.
Selesai kuliah, kami melanjutkan kegiatan di
Universitas Tsukuba dengan diawali makan siang. Di universitas tersebut, kami
mengunjungi University Nursery and Laboratory of Silviculture and Nature
Conservation untuk melanjutkan kuliah singkat yang disampaikan oleh Dr.
Tsumura.
Beranjak dari persemaian
itu, kami menuju salah satu kelas di kampus Universitas Tsukuba. Di sana,
beberapa mahasiswa dan mahasiswi menyampaikan presentasi tentang tugas akhir
musimnya, di antaranya mengenai rusa jepang, manfaat penjarangan pohon,
pembakaran lahan sebelum penanaman, dan lainnya. Kami mendapatkan kesempatan
untuk berdiskusi dengan mereka.
Selesai diskusi, kami
melanjutkan kuliah di kelas lain dengan pembahasan tentang AIMS-TAG program dan
beasiswa lain dari Pemerintah Jepang. Setelah mendengar penjelasan Dr. Nomura,
terbersit cita-cita untuk melanjutkan pendidikan di Jepang. Pemerintah Jepang
bisa memfasilitasi dengan baik dan cuma-cuma.
Tak terasa waktu berlalu
dengan cepat, malam mulai menyelimuti langit di Jepang. Kami makan malam
bersama beberapa mahasiswa Universitas Tsukuba yang berasal dari Indonesia. Hati saya bertambah
senang karena bisa berjumpa dengan senior Arga Rana (alumnus SMK Kehutanan
Negeri Kadipaten) dan Guntur (alumni SMK Kehutanan Negeri Samarinda) yang
mendapatkan beasiswa dari Universitas Tsukuba. Selain itu kami berkenalan dengan mahasiswa lain yang berasal dari
Indonesia.
Makan malam penuh
kehangatan. Sushi yang kami lahap menjadi saksi keakraban malam kedua kami di
Jepang. Seusai bersantap dan bercerita, kami kembali ke motel dengan penuh keriangan.
Hari ketiga dimulai
dengan pagi yang dingin dengan suhu mencapai -1 celcius. Kami lawan dingin
dengan kobaran api semangat menuju Tama Science Forest Center. Kami
menggigil, hidung pilek, tapi semangat tetap mendominasi. Hari ini adalah istimewa karena saya akan
menyaksikan secara langsung bunga Sakura, ikon negara matahari terbit.
Kami mendapatkan gambaran
umum Tama Forest Science Garden dan Lecture tentang Environmental
Education for Citizen, serta tentang bunga Sakura. Senangnya berkeliling menyaksikan langsung
bunga sakura bermekaran, tumbuhan hutan evergreen, dan nonevergreen
Setelah cukup puas, kami
menuju Chichibu Noen Hotel untuk bermalam. Dari hotel tersebut, kami
menyaksikan matahari tenggelam dan pemandangan yang sangat menakjubkan. Kami
bisa melihat kota Chichibu dilingkari pegunungan yang berselimut salju.
Subhanallah, sungguh pemandangan yang sangat indah. Kami tak berhenti bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sugoi! Kami akhiri petualangan di hari ketiga,
Selasa, 16 Februari 2016 dengan makan malam dan persiapan terakhir untuk
presentasi dan poster.
Rabu pagi dimulai dengan
sarapan dan check-out. Sebelum ke Sakado, kami mengunjungi Chichibu
Environmental Education Center. Di sana kami mendapatkan lecture
tentang biomass tecnology dan karakteristik hutan Jepang. Saat
berkeliling, salju turun. Ini pengalaman luar biasa menikmati dinginnya salju
sembari mencatat ilmu.
Tak mau lama membeku
dalam kedinginan, kami masuk ke ruangan untuk makan siang dan dilanjutkan
perjalanan menuju University Tsukuba Sakado Senior High School (UTSS). Kami sampai di UTSS saat
pembelajaran masih berlangsung. Deki Sensei dan Nozomi Senpai yang pernah
mengikuti exchange program 1 tahun di Indonesia menyambut kami. Lonceng tanda
berakhirnya pelajaran berdentang, kami bertemu dengan siswa-siswi yang akan
menjadi hostfamily dan mengikuti wellcome party.
Wellcome party
berlangsung dengan sederhana. Kami saling berkenalan. Alhamdulillah, kami
langsung bisa mengobrol dengan lancar. Siswa-siswi yang akan menjadi
hostfamilyer tertarik dengan Bahasa Indonesia. Kami juga saling bertukar
informasi tentang budaya.
Pembagian house familyer
berlangsung lancar. Dalam program Sakura Exchange Program in Science, kami
berkesempatan homestay. Artinya, kami akan memiliki keluarga baru dan menginap
langsung di rumahnya. Para guru menginap di hotel di Kawagoe.
Semua hostfamily
menganggap kami sebagai anaknya sendiri. Kami melakukan aktivitas yang sama
dengan anak mereka. Semua hal baru yang belum dimengerti akan diajarkan dengan
senang hati. Sebaliknya, kami pun berbagi kepada mereka tentang tradisi hidup
di rumah kami.
Tibalah hari yang kami
tunggu. Kami akan mempersembahkan presentasi dan poster. Ada cerita unik menuju
UTSS dari homestay masing-masing. Ada hanya 10 menit berjalan kaki, 40 menit
menggunakan kereta, atau paket komplet karena harus berjalan, naik bus, dan
kereta. Kami bertemu di Wakaba Station dengan mimik wajah bahagia diiringi
dag-dig-dug.
Acara inti dimulai pukul
09.00 waktu Jepang. Siswa dan guru melihat poster yang kami pasang. Setiap
pertanyaan yang diajukan mereka bisa kami jawab dengan baik. Sesi pertama
dimulai dengan welcome sesion. Perkenalan kami yang kedua kalinya untuk
semua hadirin yang datang. Setelah itu, dilanjutkan beberapa laporan kegiatan
yang semuanya menggunakan Bahasa Jepang. Jam makan siang menjadi jeda acara.
Hadirin dipersilahkan untuk beristirahat.
Kami keluar dari Gymnasium UTSS dan menuju ruangan yang
sudah disiapkan. Menu makan siang beragam karena bento yang dibawakan berasal
dari ibu yang berbeda. Beberapa siswa UTSS yang merupakan hostfamily
bergabung. Suasana menjadi cair penuh canda tawa. Kami menjadi lebih rileks,
grogi dan deg-degan lambat laun berkurang. Rasanya, kami seperti sudah kenal
lama sehingga saling peduli.
Sesi presentasi tiba.
Acara Presentations about International Activities by Student dimulai
dari siswa UTSS. Mereka menyampaikan tentang robot, manfaat kulit pisang, dan
lainnya. Satsuki Hamasaki (UTSS) menyampaikan kegiatan Super Global High
School dan Nozomi Furui (UTSS) menyampaikan hasil belajarnya di Indonesia.
Tim Indonesia juga tidak
mau kalah. Perwakilan pertama, Adit Rinaldi menyampaikan tentang Forestry
Vocational School Of
Indonesia. Saya, Kevin Widiar Golpantara menyampaikan tentang Sakura Science
2016 Activities. Sementara Mahyu Rifdatul Jannah menceritakan kegiatan Super
Global High School 2015 di Jepang. Alhamdulilah, presentasi 30 menit itu
berjalan tanpa hambatan.
Acara dilanjutkan dengan
penampilan tari dari beberapa siswa UTSS. Kami sangat terhibur. Kami juga
diperkenalkan huruf kanji di papan. Acara berlangsung hingga pukul 17.00 waktu
Jepang dengan kata penutup dari Mr. Yoshikazu Tatemoto. Lega rasanya, Kamis, 18
Februari 2016 terlewatkan dengan suka cita. Kami kembali homestay bersama
hostfamily. Ada yang langsung pulang ke rumahnya dan ada juga yang diajak
berbelanja membelikan buah tangan untuk keluarga di Indonesia. Esoknya, kami
harus beranjak dari kota Sakado.
Jumat pagi, kami berpisah
dengan hostfamily. Rasanya ingin berlama-lama dengan mereka sudah sangat
baik seperti keluarga sendiri. Sebelum melanjutkan perjalanan, terlebih dahulu
diadakan rapat para guru. Siswa menunggu dengan berdiskusi singkat membahas
tentang pentingnya menjaga hutan. Sebelum benar-benar meninggalkan
Sakado, kami mendapatkan sertifikat yang langsung diberikan oleh kepala sekolah
UTSS, yaitu Mr. Morihiro Kato. Sekolah ini telah menjadi saksi bisu dan memberikan pelajaran
berharga selama di Sakado.
Kami lanjutkan perjalanan
menuju hotel dekat bandara Narita sembari ke Museum of Emerging Science and Innovation (Miraikan Museum). Di museum ini, kami merasa seperti berkunjung ke
Taman Pintar di Yogyakarta yang berisi berbagai simulasi dan hal interaktif.
Kami beristirahat di Airport Rest House.
Di hotel yang tak jauh dari bandara Narita, kami packing, bermalam, dan
sarapan.
Sabtu pagi, kami optimis
pasti akan kembali lagi ke sini Someday. Usai sarapan, kami check-out
dan bersiap menuju bandara menggunakan shuttle
bus. Setelah mengisi semua kelengkapan, tas kami masuk bagasi, dan saatnya
berpisah dengan. Mr. Yoshikazu dan Mr. Ken yang sudah banyak membimbing kami
selama di Jepang.
Kami langsung masuk,
menuju sekitar satu jam, dan masuk pesawat. Sekali lagi, tidak ada yang
mengatakan sayonara (selamat tinggal). Kami mengatakan Mata Aimasho Japan
(Sampai Jumpa Jepang). Suatu ketika, kita pasti akan berjumpa lagi. Kami kembali ke Indonesia
dengan semangat baru untuk lebih maju. Setibanya di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, ada haru yang terbendung.
Tim Indonesia dalam Sakura Exchange Program in Science harus berpisah ke
kota masing-masing. Rasanya baru kemarin kami berjumpa, berkenalan, dan bekerja
sama di negeri orang, kini berpisah. Sekali lagi, Mata Aimasho yang kami
ucapkan.
Kami tetap keluarga. Kami
percaya akan sukses bersama-sama. Ada banyak syukur yang harus kami dipanjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Rasa terima kasih yang terhingga kami sampaikan
kepada Pemerintah Indonesia, BP2SDM, Pusdiklat Bogor, Pemerintah Jepang, Japan Science and Technology Agency, Tsukuba
University, semua Intansi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan, University Tsukuba Sakado Senior High School,
Mr. Yoshikazu tatemoto, Mr. Deki, Mr. Ken, seluruh Hostfamily, dan sekolah kami tercinta, SMK Kehutanan Negeri di
Indonesia serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Domo Arigato Gozaimas. Matane Aimasho
pada tulisan saya selanjutnya!
Dengan
Senang Hati Kembali Kasih,
Always be #positive
and Salute!
Wassalamu’alaikum
Warrahmatullah Wabarokatuh.
***
❤❤❤
ReplyDelete