In Dormistory Herewidgo Someday Widgostory

Being An Abnormal Human


Basmallah Penulis,

Allo?? I’m Kevin Widgo and welcome to my Someday, now I would like to share something. This is ‘bout my School, in Forestry Vocational High Scool. Almost 3 tahun gue udah hidup dan nimba ilmu disini. I just wanna flashback. Trying to turning kenangan sebelum gue really-really out from this school. About phase that already past before, tentang gue yang milih untuk jadi seperti sekarang and why? Start from kenapa gue sekolah disini ya? So #herewidgo and this is #dormistory

First point, Dulunya gue enggan untuk masuk sekolah ini dengan anggapan i wanna be normal human. Maksudnya? Ya normal human kaya yang mungkin you yang lagi baca ini, that is anak SMA or ever have experience. Thats why? I realize pengin dah hidup sebagaimana kebanyakan other people hidup, yang fasenya mulai kenal alphabeth and numbering di TK, grow up and have a lot  of friends di SD, mulai feel something to someone di SMP, have a girlfriend or a former darling di SMA  lanjut Kuliah then get a job, ketemu jodoh and then married, punya anak dan bahagia with my family till the end. I know it is Normal and you know it’s Life. And all we know It is Normal Life.

Emang gue udah jalanin fase yang gue pengin sampai dengan gue SMP, until the 5th semester my parrent was talking mau lanjut kemana nantinya. Then i just said “ya ke SMA aja lah.” Tapi yang namanya parents juga punya hak untuk choose and fixed masa depan anaknya, gue dikenalin sama ni sekolah. When Mid semester holidays my parrent have time untuk ngajak lihat kampusnya walau gak nyampe masuk ke dalam because its prohibited. Then, yang gue liat sepintas from the outside yaa... Not bad, Its a good campus, and more bigger than Senior High Scool i think. Dengan lapang dada gue iyain aja dulu maunya. Gue juga gak tau all about sekolah ini, my parent know about this school from their old friend yang anaknya juga sekolah disini waktu itu. I got a litlte bit information from my parent kalo itu Boarding school, semi-militer and seems like a High School (Sekolah Tinggi). For the begining preparation sometimes I  just doing sedikit olahraga ringan.

When 6th semester begin, setidaknya gue dah punya dua pilihan untuk lanjut ke fase selanjutnya. Short in time The Final semester of Junior High School was done, gue juga lulus UN dengan nilai yang kalau lu tanya? For me it’s never been enough, but ya i’m grateful. In the middle of preparation wisuda, I registered to enter the next phase, untuk masuk sekolah ini gue mulai from Administration test, i prepare then posted all rules and regulations ke alamat kampus. Lolos dan gue lanjut ke Semarang untuk ikut tes tulis. Lolos lagi, Lanjut ke tes fisik dan kesehatan di kampus, eh ada bonus interview singkat waktu itu. Kaya yang tadi gue bilang, i just add a little bit sport. Sedikit banget malah. Padahal ya after i thought about this selections, number of applicants at that time was thousands people and later, force will be 102 students

Semua tes untuk masuk sekolah ini gue jalani sungguh-sungguh cause i think setidaknya kalau nanti gue being normal human, i’m not too much dissapointed my parents because gue gak lolos. Untuk masuk SMA itu gue apply in reguler ways padahal sebelumnya gue punya pengalaman lomba Mata Pelajaran di SMA itu yang mana lu bisa dapetin golden ticket kalau menang, but that seems to be my destiny (Gue tau karena gue punya saudara yang masuk from this way). I missing a few points untuk lanjut ke tahap selanjutnya. Sekian lama menunggu dengan penuh tawakal gue dapet pengumumanya, Alhamdulillah nama gue ada di list calon siswa kedua sekolah. Its meaning gue FIX bisa pilih wants to be normal human atau abnormal human. At the first i bingung banget, so much, seriously. Then gue tanya ke sahabat-temen gue, they which is masuk SMA ya dukung gue untuk jadi sejenis among them dan yang satunya lagi juga bilang untuk being abnormal aja kaya dia. Oh my lord. Finnaly i discuss with my parents, but still my parents not forcing me. Pilihan ada di tangan gue, at the last gue tanya sama yang Maha Tahu, juga yang udah buatin best scenario untuk gue. Gue minta petunjuknya dan hasilnya all of you know what i choose. IT IS BEING AN ABNORMAL HUMAN.

Tiga Tahun. Ya itu cuma 3 tahun kok, hanya 36 bulan, only 144 (one hundreads and fourty four) weeks and just about 3456 (Three thousand, four hundreads and fifthy six) hours which is actually longer than the one-week orientations period (MOS), but all feels like REVERSE. But it doesn’t feel right? Gak! Im not say that. Everithing was flowing, up and down. Can you explain? Gimana yaa? I think its compicated. Really and Honestly. Everything feels almost complete, mungkin simpelnya kaya... Mm.. Yin & Yang lah. Inside a bad there is a point of good dan inside a good there is also a point of bad. Always ada positive and negative. And now after i feels all of the experience which is almost closed by buku kenangan. Gue simpulkan ditengah, being an abnormal human it is a good things (FOR ME). I be grateful. Tapi kalau ya dibilang bangga? yaaa....? I feels something yang emang gue realize will be different from my begining selection. Gue juga tau bahwa atmosphere disini, oksigen that i shiffting here itu beda banget from the outside. Ditambah lagi lingkungan dan sistem pendidikan yang such as different too. Here i know kind of characteristics people dan kadang juga gak sedikit kebaca sih apa yang dia mau from me. Ada yang emang ikhlas gue masuk dihidupnya, bahkan juga give a lot of manfaat together to other people. Juga ada yang judgement gue ini ya cuma MEH, parasite, penghalang from their scenario. Tapi ya positif think aja, lagian kalau hidup gak ada yang begituan ya gak ada bumbunya, Its FLAT. Tapi gue gak jamin ini worth it untuk yang lain ya.. No guarante! Sorry. Selain itu dengan gue ada disini setidaknya i feels so nice, betterthan kalau gue being normal human. But more..

I realize again something, yang mana gue gak tau, bahkan orang lain juga gak tau bawasanya the ways that they choose its betul atau salah. They on the right track atau wrong track. Toh emang ini kan fate yang ditulis oleh Allah. Emang udah plan-Nya. Allah kasih gue pemahaman lewat salah satu insan ciptaannya, nah insan ini bilang di salah satu videonya “Nobody knows what are they doing acctually, we all have no experience in life. Kita disini (dunia) sama-sama firstimer.” So because it, gak ada insan yang paling tau akan apa yang dia lakuin it’s a good. Karena sometime apa yang kita anggap baik itu belum tentu baik pula dimata Allah. Cuma ada satu yang bisa dijadiin pedoman kita dalam hidup, apalagi kalo bukan Agama. Misalnya gini aja, gue sendiri juga gak tau kan apa jadinya kalau gue dulu itu being normal human, all experience yang gue dapatkan disini will not occur. Selain itu achievement yang mungkin i should have kaya diplan awal gue never be happen. Because it i think from right now, just flow, i follow my plot storylife dengan apa yang gue miliki and always agama yang buat gue tetap stand up, I really grateful much. Intinya, yang gue tau “apa aja yang kita lakukan dan hasilkan di dunia ini, mau itu kita normal human atau abnormal human yang penting kita melakukan suatu kebaikan yang positif, which is useful and have mean to much people. Cause what? The best human is who are very useful for the other people. Apa pun jenisnya, sekecil apa pun kebaikan itu kita juga gak tau kan mana yang bakal bawa kita enter to Paradise. And also think before mau ngomong because sometimes mulut ini much more sharp from a sword, hati hati juga kalau behaviour because kita juga gak tau hal kecil apa yang bisa bawa kita enter to the hell. Nauzubillahimindzalik.. Allright.. Gitu aja ya..
*sorry ya kalo bahasa gue bilingual atau malah trilingual.. hehe

So #herewidout Always be #positive and Salute! Terima Kasih!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Every Day's

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus. Always be #positive and Salute! ^^

Translate

Ads Day's