In Widgostory

Persepsi Orang Mysterius


Assalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarokatuh?
Allo? 

Alasan gue gak post minggu kemari itu “Tergantung Persepsi Cyberreaders (Sebutan Pembaca SOMEDAY) Cie!” Ok, kalau belum paham, baca dulu aja, semoga paham dan berfaedah. #herewidgo and this is #widgostory

Semua itu tergantung gimana persepsi lu. Pasti pernah ada orang yang ngomong ke lu “Kamu berubah, kamu beda, you’re different, koe wis beda, koe wis ra pada atau apa bae bahasane setelah sekian lama menunggu, eh menanti (intine gak jumpa lama karena alasan yang beraneka ras-suku, bahasa dan agama sehingga sangat sulit-complicated untuk dijelaskan). Nah dari situ emang gak ada yang salah, tapi kalau mau menyalahkan itu adalah “persepsinya” (Enggak salah juga, tapi lebih tepatnya). Kenapa demikian? Ya ini penjelasan berikut unek-unek dan cerita singkat gue yang dipanjangkan. Langsung aja KEV!!! ^^

Orang lain tuh biasanya mengomentari sesuatu dilihat dari persepsinya, jadi dah pasti ya kalau something yang jadi persepsi itu sifatnya subjektif, artinya persepsi yang dibangun orang-orang pasti beda-beda tergantung jalan pikirannya. Persepsi ini dipengaruhi oleh banyak hal loh, salah satunya yang paling ngaruh menurut gue adalah lingkungan. So WHY? Kenapa gue pikir lingkungan itu memiliki andil yang tinggi dalam membangun persepsi orang? Ya jelas karena dimana tempat kamu hidup maka tempat itulah yang akan membuatmu hidup (Bagaimana caramu HIDUP). Orang-orang yang berada di lingkungan yang serba solo (Bukan stasiun balapan!), serba self-minded bakal beda sama lingkungan orang yang open-minded. Orang yang self-minded terkadang-yang sering (seringkali) berpikir flash and doing. Sedangkan orang yang cenderung open-minded bakal think-think-think dulu baru doing.

Contohnya ya, ada sebuah yang post about sesuatu nih, orang solo biasanya bakal comment apa yang ada dikepalanya, langsung ditulis dan done. Beda kali dengan orang yang open-minded yang kalau gue perhatikan (CIE) pasti think dulu before doing, bakal mikir sekiranya kalau dia ikut berkomentar apa faedahnya. Coba tanya diri lu sendiri? Pasti ada disini yang kalau nonton Youtube lebih rame milih nontonin comment-nya dulu dibandingkan videonya! (Alasan kuat lain karena Buffering, hha) Nah kalau pun orang self-minded ada yang demikian tak jarang terkontaminasi oleh orang yang sudah Hate! (Syukur-syukur ke yang Love) misalkan ada yang comment gini :
“Wah apaan nih! Jelek banget!”
“Malu-maluin.”
“Kamseuphay”
“Alay”
“Jijay”
“Siomay” (Self-minded yang laper).
Itu bisa jadi kompor buat orang lain buat nambahin hujatan lain loh, dan orang gini nih yang menurut gue orang solo, bukan stasiun balapan! (Again). Beda dengan orang yang open-minded yang pasti mikir dulu sebelum komentar. Coba sekarang pikir nih ya! Lu pilih mana? “Mending ikut-ikutan comment yang jelek dan nambahin jelek! Atau lu comment disana dan malah jadi WARKOM! (Perang Komen) sama si solo-solo itu?” kalau gue pribadi ya mending gak comment coy, soalnya yang namanya comment digituan gak akan ada yang mau ngalah walau pun udah diniatin jadi bener. Gak percaya boleh dicoba kalau gak malu, search aja di kolom pencarian akun yang depannya “HATERS” dah pasti kalau lu disitu jadi yang open-minded sendiri gak bakal menang. Yah dari awal gue dah bilang kalau lu hidup di Persepsi Hater ya lu gak bakal jadi Lover. Gitu. Bukti nyata sampai-sampai ada yah yang bilang, “Susah yah Mencintai something yang tidak Mencintai saya” #OOOWWW!!! Mau bekarya malah dihujat. MEH!

            Tuh kan lingkungan bawa persepsi ya, apalagi ini tentang menilai sesuatu. Saran gue yah, jadilah orang yang budiman ya!? Baik di Cyberspace apalagi di REAL Life. Boleh kita menilai tapi sebaiknya kita lihat dulu dampak kedepannya, pada dasarnya lebih baik berkata baik atau diam (Tambahan dari gue DAN DOAKAN TERBAIK!). Support terus orang yang sudah banyak membuatmu lebih bermanfaat misal orang yang nyemangatin hidup lu. Kita boleh memeberikan kritik tapi ya tadi jadilah kritiker (atau apalah istilahnya) yang baik dengan cara yang sopan, santun, jelas dan tidak ambigu. Karena kritik itu sangat bermanfaat untuk orang yang dikritik dan tentunya kamu yang mau mengkritik tidak harus yang ahli dalam halnya tapi juga jangan sotoy yah. Seorang pembaca tidak perlu menjadi penulis yang hebat untuk mengkritik tulisan dari seorang penulis buku yang dibacanya kan? Mari kita buat persepsi terbaik dalam melakukan berbagai hal terutama menilai sesuatu. Setelah itu kita buat persepsi dilingkungan kita menadi lebih baik. Lingkungan kita yang mana? Ya mulai dari keluarga-desa-kecamatan-kabupaten-provinsi-pulau-negara Indonesia-dan bahkan sedunia-sesurga (Cie kaya ngomong sama jodoh aja) #SiapaTahuJodohGueBacaJuga

Loh kok malah Jodoh! Udah ngomong-ngomong tentang persepsi, yang melatarbelakangi gue writing about perception itu,
- ada someone ngomong gini, “Vin? Eh Kev. Kamu beda yah sekarang?”
“Gue? Beda apanya?”
“Iya. Kamu beda aja, nggak mysterius kaya dulu.”
”@*^&#%*!^” (gue mbatin ya emang gue apa? + backsong The Second Breaktime – Mysterious yang jujur gue tunggu MV-nya sampai sekarang gak uga keluar padahal itu The Second Breaktime X eevnxx X Rockstar Indonesia dah buat semacam teaser di Instagram, kan gue kaya di PHP-in. BTW tetep aja dibaca sama kamu, iya kamu... Ini Persepsi Mysterious gue.)


 -- ENGGAK DING BERCANDA –
#Kegocek
#KalianKegocek
#CyberreaderKegocek
#NetizenKegocek
#EAEAEA

Terima Kasih sudah baca ato malah bahkan ter-GOCEK kaya Youtuber lain yang gue juga GOCEK lewat comment. Semoga Berfaedah.
Dengan Senang Hati Kembali Kasih,
Always be #positive and Salute!

Wassalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarokatuh.


***

Related Articles

0 Comment:

Post a Comment

Please comment here, Thanks ^^

Every Day's

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus. Always be #positive and Salute! ^^

Translate

Ads Day's